Shaktipat (Śaktipāta)
Dikenal juga secara umum dengan sebutan Inisiasi, adalah kata dalam bahasa Sanskerta dalam tradisi spiritual Hindu yang merujuk pada tindakan energi spiritual yang diberikan oleh seorang Guru kepada seorang murid. Śakti diterjemahkan sebagai energi spiritual dan pāta sebagai keturunan, Shaktipat dapat dilakukan oleh guru spiritual melalui transmisi energi suatu yang rahasia seperti kata suci atau mantra, pandangan, pikiran atau sentuhan. Sentuhan biasanya diberikan pada Ubun-ubun, Ajna chakra atau bisa pada jantung. Shaktipat dapat ditransmisikan secara langsung atau dari jarak jauh, melalui objek perantara tertentu.
Śaktipāt adalah tindakan Rahmat Ilahi (anugraha), sepenuhnya tidak ditentukan. Itu tidak bisa dipaksa untuk datang dengan tindakan apa pun tetapi selalu datang atas kehendak bebas dari Śiva. Namun, sikap penerima harus terbuka terhadap masuknya Śakti yang menerangi seperti itu, jika tidak, ia tidak akan dipaksakan dengan paksa karena setiap manusia memiliki kehendak bebas untuk menolak sesuatu yang diterimanya.
Sang guru memberikan ilmunya kepada murid-muridnya berdasarkan fakta bahwa kesadarannya yang murni masuk ke dalam diri para muridnya dan mengkomunikasikan karakteristik khususnya. Dalam proses ini sang murid dijadikan bagian dari keluarga spiritual (kula) – sebuah keluarga yang tidak didasarkan pada hubungan darah tetapi pada orang-orang dari pengetahuan yang sama.
Tingkatan Intensitas Shaktipat
Dalam Shaivism, Śaktipāt tergantung pada intensitasnya dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
1. Tīvra tīvra śaktipāta – yang disebut “Super Supreme Grace” : Menghasilkan identitas langsung dari Śiva and Shakti dan penyatuan menuju pembebasan, ini merupakan intensitas rahmat yang ekstrem rahmat. Mereka seperti itu memiliki Sidha tertentu yang mana di kemudian menjadi guru serta melimpahkan rahmatnya itu ke calon murid berikutnya yang layak menerimanya.
Untuk di Bali, hal ini terutama yang mendapatkan Anugerah ( Paica) secara langsung, bisa karena karena melakukan Ngiase di suatu pura karena suatu kondisi tertentu, kemudian dia mendapat Anugerah dari Sesuhunan Pura Dalem (bukan rencangannya, pengabihnya atau bukanpula dari anak buahnya), tapi Anugerah langsung dari Hyang Nini Bhatari Dalem karena dia sebagai Shakti Nya, dan umumnya jenis anugerah yang di Bali ini yang dia dapatkan sangat dirahasiakan sekali. Kebanyakan orang jenis ini memiliki Siddha tertentu yang selanjutnya untuk pencerahan muridnya atau selanjutnya di wariskan.
2. Tīvra madhya śaktipāta – “Supreme Medium Grace” : Seorang murid seperti ini menjadi dicerahkan secara spiritual dan dibebaskan dengan sendirinya, bergantung langsung pada Siva, tidak memerlukan inisiasi lagi atau instruksi dari Guru luar lainnya. Ini difasilitasi oleh kebangkitan intens intuisi spiritualnya (pratibhā) yang segera menghilangkan ketidaktahuan.
Yang ini juga banyak ada di Bali. Orang yang seperti ini umumnya Tanpa Guru Skala, Namun dengan Guru yang ada dari dalam dirinya. hal ini umumnya adalah bawaan sudah lahir, atau memang ada bakat spiritual kusus / Keturunan / atau menjadi Ngiring Sesuhunan sebagai Gurunya atau.. ada anugerah kusus saat suatu kejadian kusus yang menimpanya hingga ada pemicu yang membangkitkan spiritualnya. Kebanyakan dari jenis orang ini sedikit saja belajar hal spiritual langsung tanggap dan meroket.
3. Tīvra manda śaktipāta – “Inferior Supreme Grace” – Orang yang menerima rahmat ini sangat berhasrat untuk menemukan Guru yang tepat, tetapi ia tidak memerlukan instruksi lanjutan dari guru itu. Dengan sentuhan guru, tatapan, berada di hadapan-Nya sang seorang Guru sudah cukup untuk memicu dalam dirinya ke kondisi pencahayaan.
Dan jenis ini juga banyak ada Di Bali, seringkali karena suatu “kepanesan atau ujian” dia mendapatkan petunjuk ketemu seorang Guru yang membawanya ketingkat pencerahan. Umumnya jenis orang ini tidak secara langsung (fisik) mengabdikan dirinya pada sang gurunya, Namun dia senantiasa mengenang/menghormati gurunya dalam ingatan batin sebagai penuntunnya. Intusinya yang selalu menuntunnya.
4. Madhya tīvra śaktipāta – “Medium Supreme Grace” – Seorang siswa yang menerima rahmat ini selanjutnya memerlukan instruksi dan inisiasi secara langsung dibawah seorang guru (guru fisik), pada saatnya ia menjadi tercerahkan namun ia tidak sepenuhnya terserap ke dalam kondisi ini selama masa hidupnya dan menerima kondisi fusi permanen dengan Siva sampai akhir ataupun selama masa hidupnya.
Yang jenis ini sudah umum, seorang yang mencari Guru dan mengabdikan diri sepenuhnya seumur hidup padanya sang Guru sampai mencapai pencerahan total.
5. Madhya madhya śaktipāta – “Medium Middle Grace” – Murid seperti itu akan menerima inisiasi dari gurunya dan memiliki keinginan kuat untuk mencapai pembebasan, tetapi pada saat yang sama saat itu ia masih memiliki keinginan untuk berbagai kesenangan duniawi, setelah menjelang masa akhir hidupnya, ia melanjutkan ke pembelajaran lebih tinggi atau tingkat Swah Loka di mana ia memenuhi semua keinginannya dan setelah itu ia menerima inisiasi lagi menyadari penyatuan permanen dengan Siva.
Yang jenis ini sudah umum juga, seorang yang mencari Guru kesana-kesini yang selalu dia anggap tidak memadai atau ada ketidak cocokan dalam dirinya, bahkan lebih dari satu untuk mendapatkan Inisiasi dari berbagai Guru dan hingga beberapa kali di shaktifat sampai usia Tua menjelang akhir hidupnya baru ia sadar akan hal itu dan baru mencapai pencerahan setelah mendapatkan shaktifat lagi.
6. Madhya manda śaktipāta – “Medium Inferior Grace” – Mirip dengan diatas kecuali bahwa dalam hal ini murid masih sangat tergantung akan keinginan duniawi lebih dari pada akan penyatuan dengan Siva, dia perlu bereinkarnasi lagi sebagai pencari spiritual untuk mencapai pembebasan.
Terkesan sekedarnya saja sambil menjalani kehidupan … Dan hal ini banyak dilakukan demi suatu yang ada dimayarakat, atau kasarnya ia tidak sepenuhnya menjalankan spiritualnya sebagaiman mestinya, hanya dijadikan sebagai suatu ketentuan aturan belaka yang harus dipenuhi, smentara di keseharian masih bertindak untuk keuntungan Duniawi.
7. Manda – “Inferior Grace” – Bagi mereka yang menerima tingkat rahmat ini, cita-cita untuk dipersatukan dengan Siva hadir hanya pada saat kesusahan dan penderitaan atau pada keadaan tertentu. Rahmat dari Guru melalui Siva perlu bekerja di dalamnya selama beberapa kehidupan berulang sebelum pembebasan spiritual terjadi.
Ini yang kurang bagus, dia mencari Guru untuk inisiasi / di Dhiksa hanya jika sudah ada kepentingan akibat dari suatu hal yang menimpanya