- 1Pikiran dan Prana
- 1.1Penyembuhan
- 1.2Rumah - Tempat Tidur
- 2Mimpi Besar Kosmik
- 3Setiap Hari sebagai Penciptaan Seluruh Alam Semesta
- 4Kekuatan Kesadaran
- 5Tiga Dunia dan Lima Tubuh
- 6Tidur sebagai Disiplin Spiritual
- 7Pandangan Ayurveda tentang Mimpi
- 8Masalah tidur
- 8.1Mengapa kita tidur?
- 8.2Bagaimana pengaruh tidur terhadap memori?
- 8.3Apa yang berubah dalam penelitian tidur?
- 8.4Apa yang diukur untuk menguji kesehatan otak?
- 9Yoga Nidra — Tidur Sadar
- 10Yoga di Masing-Masing Tingkat Kesadaran
- 10.1Yoga dalam Keadaan Bangun
- 10.2Yoga DI Dalam Keadaan MIMPI
- 10.3Yoga dalam Tidur Nyenyak
- 10.4Yoga di Di Empat Kesadaran
- 11Pola Tidur Alami
- 12Mimpi dan Dunia Astral
- 13Sains dan Pikiran
Pikiran dan Prana
Pikiran dan prana kita berubah secara radikal di empat keadaan. Dalam keadaan terjaga, baik pikiran maupun prana aktif secara lahiriah. Pikiran terperangkap dalam arus dualistik ketertarikan dan penolakan, suka dan tidak suka, kesenangan dan kesakitan, cinta dan benci. Prana terperangkap dalam aliran dualistik inhalasi dan ekshalasi, sensasi dan aksi, dan pergerakan energi di sisi kanan dan kiri tubuh.
Dalam keadaan mimpi, pikiran ditarik ke dalam dan prana kita juga berputar ke dalam. Pikiran batin kita muncul dengan mimpi dan kekuatannya yang cemerlang untuk secara radikal mengubah pengalaman ruang-waktu kita. Kami juga mengalami prana non-fisik yang lebih halus yang memproyeksikan tubuh mimpi yang dapat berubah sesuai dengan pikiran pikiran. Saat bermimpi, kita berfungsi dalam tubuh astral — terdiri dari pranamaya, manomaya, dan vijnanamaya kosha. Mimpi pranamaya sebagian besar bersifat energik dan naluriah. Mimpi Manomaya bersifat indrawi dan emosional. Mimpi Vijnanamaya terhubung ke wawasan yang lebih dalam dan beralih ke meditasi tipe tidur nyenyak.
Dalam tidur nyenyak, pikiran menyatu ke dalam keadaan latensi. Tubuh ditopang oleh prana, yang menopangnya dari keadaan benihnya. (Hal ini dibahas secara rinci dalam Prashna Upanishad .) Kita mengalami pratyahara alami yang dalam, penarikan diri dari indera, di mana semua kemampuan kita kembali ke energi intinya.
Dalam keadaan keempat, turiya—bagi mereka yang mampu mengalaminya melalui meditasi—prana dan pikiran menyatu dalam kesadaran yang lebih dalam. Pikiran berhenti melakukan gerakannya sendiri, hanya berfungsi sebagai alat kesadaran kesatuan, tidak lagi mampu menghasilkan aktivitas ego palsu. Untuk mencapai keadaan keempat itu, kita harus melepaskan identifikasi kita dengan tubuh, dan melepaskan simpul prana yang menghubungkan kita dengannya.
Dikatakan bahwa dalam keadaan terjaga, kesadaran kita berdiam di mata, khususnya mata kanan. Dalam keadaan mimpi itu berdiam di tenggorokan. Dalam tidur lelap ia bersemayam di dalam hati—artinya hati rohani yang lebih dalam, bukan hati fisik atau emosional. Dalam keadaan keempat itu juga berpusat di hati tetapi secara sadar, bukan tidak sadar seperti dalam tidur lelap.
Penyembuhan
Menarik prana kita, atau energi vital, di dalam diri kita adalah inti dari semua penyembuhan yang lebih dalam. Dalam hal ini, prana tidur nyenyak memiliki kekuatan khusus untuk menyembuhkan semua prana lainnya, serta pikiran. Dalam tidur nyenyak, otak mampu menghilangkan pola dan energi negatif dan mengatur ulang keseimbangannya. Ini sangat penting dalam semua penyembuhan psikologis.
Namun, penyembuhan tubuh yang paling dalam juga berasal dari kesadaran dan prana di balik tidur nyenyak. Seorang yogi dapat mengakses kekuatan batin prana ini dan mengarahkannya melalui tangannya atau melalui matanya, menggunakannya untuk membimbing dan menyembuhkan muridnya.
Rumah – Tempat Tidur
Sebagian besar dari kita mendefinisikan rumah kita sebagai tempat kita tidur, yang mencerminkan pentingnya tidur. Kamar tidur adalah ruangan paling intim di rumah. Kita semua berharap untuk pulang dan beristirahat malam dengan nyenyak, terutama setelah hari yang sibuk atau setelah melakukan perjalanan jauh selama beberapa waktu. Tidak memiliki rumah atau tempat tidur sendiri merupakan trauma besar. Mendirikan rumah atau tempat istirahat kita adalah dasar dari rasa sejahtera kita. Tidur di tempat yang sama memberi kita kepuasan batin tertentu.
Namun, ini bukan hanya soal rumah, kamar, atau rumah fisik. Tidur membawa kita kembali ke rumah spiritual kita, energi dan kesadaran ilahi yang melaluinya tidur nyenyak memperbaharui kita. Kita semua merasakan kekuatan yang bermanfaat itu. Ketika kita mengalami kesulitan dalam hidup, kita semua ingin kembali ke rumah kita yang sunyi dan tenang, di mana kita dapat menutup dunia luar, menjadi diri kita sendiri, bersantai dan melepaskan—dan tidur nyenyak.
Kita semua senang tidur karena kita menyadari bahwa tidur membawa kita ke keadaan alami yang damai dan sejahtera di mana kita dapat melepaskan perhatian dunia. Pengemis atau raja—tidur sama untuk keduanya.
Kedamaian tidur nyenyak ini dapat membantu kita memahami kedamaian yang melekat dalam kesadaran kita yang lebih dalam. Namun, tidaklah cukup untuk beristirahat di dalam rumah kita, kita harus belajar untuk beristirahat di dalam rumah kita, yang merupakan kesadaran inti di dalam hati kita sendiri.